Jumat, 01 Juli 2011

sindrom Asperger


Sindrom Asperger atau Gangguan Asperger (SA) adalah gejala kelainan perkembangan syaraf otak yang diungkapkan pertama kali oleh seorang dokter berkembangsaan Austria. Namamya Hans Asperger. Istilah sindrom asperger itu sendiri digunakan pertama kali untuk Lorna Wing dalam sebuah makalah yang dipublikasikan pada tahun 1981. Pada tahun 1944, Hans Asperger yang berprofesi dokter menyebarkan penelitiannya mengapa pola perilaku beberapa anak memiliki tingkat itelegensi dan perkembangan bahasa yang normal, tapi memperlihatkan perilaku mirip autisme serta dalam hubungan sosial kurang cakap berkominikasi. Sindrom Asperger baru beberapa tahun terakhir ini dikenal oleh para ahli dan orang tua, dan lebih banyak terkena pada anak laki-laki 3-4 kali dibandingkan anak wanita.
Menurut definisi, penyandang SA mempunyai IQ.normal dan banyak dari mereka (walaupun tidak semua) memperlihatkan pengecualian dalam keterampilan atau bakat di bidang tertentu. Karena mereka memiliki fungsionalitas tingkat tinggi serta bersifat naif, maka mereka dianggap eksentrik, aneh dan mudah dijadikan bahan untuk ejekan dan sering dipaksa temanya untuk berbuat sesuatu yang tidak senonoh. Walaupun perkembangan bahasa mereka kelihatannya normal, namun penyandang SA sering tidak pragmatis dan prosodi. Perbendaharaan kata-kata mereka kadang sangat kaya dan beberapa anak sering dianggap sebagai 'profesor kecil'. Namun mereka dapat menguasai literatur tapi sulit menggunakan bahasa dalam konteks sosial.
Ciri-ciri Sindrom Asperger
Para pengidap sindrom asperger akan mempersepsi dunia secara berbeda. Bagi mereka, kita semua aneh dan membingungkan. Mereka tidak dapat berubah dan tidak menghendakinya. Tetapi, mereka membutuhkan bantuan untuk menemukan cara beradaptasi dengan dunia sebagaimana mestinya, sehingga mereka dapat memanfaatkan keterampilan khusus mereka secara konstruktif, menggunakan kepentingan-kepentingan tertentu mereka tanpa berkonflik dengan yang lain. Dan sebisa mungkin mampu mencapai kemandirian dalam kehidupan orang dewasa serta berhasil membangun hubungan sosial yang positif dengan  memperlakukan seseorang semua orang dengan cara yang sama.
Tanda dan gejala anak Sindrom Asperger
Problem sosialisasi :
·       Anak SA sebenarnya ingin berteman tetapi sering ditolak atau diejek oleh teman-temannya (Tidak punya kemampuan atau hanya punya kemapuan kecil untuk mengembangkan persahabatan).
·       Kurang atau tidak mengerti bagaimana perasaan orang lain (Ketiadaan empati).
·       Tidak mengerti humor dan norma-norma sosial yang berlaku
·       Menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku.
·       Kurang fleksibel karena lebih suka pada rutinitas sehingga sulit beradaptasi.
Problem komunikasi :
·       Dalam percakapan, anak SA akan lebih banyak bicara tentang hal yang diminatinya tanpa memperdulikan apakah lawan bicaranya tertarik atau mengerti apa yang dibicarakan.
·       Tidak memahami komunikasi non verbal seperti ekspresi dan bahasa tubuh orang lain serta kurangnya kontak mata.
·       Terobsesi pada hal-hal yang sangat spesifik seperti statistik, jadwal kereta, cuaca dll.
·       Berbicara dengan suara yang monoton, datar, formal dengan kecepatan yang lambat atau cepat.
·       Kurang mampu berkomunikasi dua arah.
·       Kerap menginterupsi pembicaraan.
Problem motorik dan sensorik:
·       Koordinasi motorik halus yang kurang atau clumsy (canggung)
·       Kurang dapat menjaga keseimbangan dan meniru gerakan yang bersifat cepat, halus dan ritmik serta tulisan tangan yang tidak rapi,
·       Sensitif terdahadap suara, raba, rasa, cahaya, bau, nyeri dan suhu serta tekstur makanan.
·       Penyebab SA belum banyak diketahui, diduga karena faktor genetik dan kelainan struktural daerah tertentu di otak.
Penderita sindrom asperger biasanya memiliki tingkat intelegensi yang normal serta kemampuan bahasa yang baik, namun mereka memiliki kekurangan dalam kemampuan bersosialisasi. Sindrom ini juga banyak disebut sebagai varian dari autisme yang lebih ringan. Para ahli mennyatakan, para penderita sindrom asperger memiliki kondisi otak secara keseluruhan lebih baik dibandingkan pada penderita autisme. Tapi umumnya, tingkat kecerdasan penderita Sindrom Asperger baik ataupun lebih tinggi dari anak normal. Selain itu biasanya ia tidak mengalami keterlambatan bicara. Jika dilihat secara kilas, anak Asperger tidak berbeda dengan anak pintar dan kreatif. Hanya saja, anak tersebut biasanya memiliki satu minat tertentu saja untuk dikerjakannya.
Gangguan asperger umumnya akan terus mengikuti perkembangan usia seseorang. Meski tidak membahayakan jiwa, namun gangguan ini biasanya membuat anak takut berada di keramaian dan membuat anak depresi. Celakanya, penderita asperger biasanya merasa putus asa dan akhirnya depresi.
Penyebab Asperger ada kemiripan dengan gangguan Autis yaitu faktor hereditas atau genetika (dari ayah yang mengalami kesulitan dalam interaksi sosial), faktor komplikasi proses kehamilan atau persalinan (peristiwa obstetric yang tidak menguntungkan dan infeksi selama kehamilan atau masa awal bayi yang mempengaruhi otak), faktor neurochemical dan faktor neurological yang akhirnya menimbulkan disfungsi otak. Penderita Sindrom Asperger dapat terlihat setelah mereka berusia 3 tahun, umumnya dapat diketahui pada usia 4 sampai 5 tahun. Gejala Asperger lebih sulit didiagnosis karena selain penderitanya terlihat normal, pintar, dan cukup kreatif, seringkali terjadi kesalahan diagnosis yang mengarah pada gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), disleksia atau gangguan belajar, skizofrenia ringan, dan gejala autisme lainnya.
Peran serta orang tua maupun anggota keluarga yang lain sangatlah menentukan perkembangan mereka. Seperti adanya orang lain, mereka sangat membutuhkan cinta, kasih sayang, kelembutan hati, empati, kesabaran, dan pengertian. Pelatihan dalam keluarga dengan sering mengajak mereka berdiskusi ringan, sangat membantu mereka untuk mampu berinteraksi dengan orang lain. Melatih mereka untuk membuat cerita singkat dan sederhana dari sebuah foto atau gambar aktifitas sosial, akan mendukung mereka untuk lebih mampu memahami suatu perubahan situasi yang mereka hadapi. Seringnya mengajak mereka untuk bersenandung atau bernyanyi akan lebih melunakkan kekakuan berbahasanya dan mengolah perasaan mereka.
Akan lebih baik bila penderita Sindrom Asperger dapat bersekolah di lingkungan yang mampu memahami kesulitan mereka. Guru yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk mendukung kemampuan dalam menangani penderita sindrom ini, dapat mengajar dengan lebih efektif pada kelas yang terstruktur, memiliki konsep dan prosedur yang konsisten, serta aturan-aturan yang jelas. Guru akan sangat lebih baik bila selalu menggunakan bahasa yang jelas dan konkrit, sehingga mencegah terjadinya kesalahpahaman.

1 komentar:

pipit mengatakan...

semoga bermanfaat^_^